Selasa, 08 November 2016



MAKALAH
ALAT PENGOLAHAN LAHAN PERTAMA
BAJAK PIRINGAN
MATA KULIAH ALAT DAN MESIN PERTANIAN








Disusun Oleh:
Ratna Dila Nawang Wulan
NIRM :04.1.15.0735
Tingkat 1 B





SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN
(STPP) BOGOR
2016



KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hinayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah yang berjudul “Bajak Piringan”.
Maksud dan tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Alat-alat Mesin Pertanian. Adapun penyusunan makalah ini berdasarkan pengambilan data dan informasi dari beberapa buku referensi dan jurnal mengenai alat-alat dan mesin pertanian dan bajak piringan.
 Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan memberikan do’a restu, juga pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas bantuan dan do’a restu yang berhubungan dengan penyusunan makalah ini.
Dalam makalah ini, terdapat beberapa informasi mengenai alat dan mesin pertanian pada pengolahan tanah pertama, alat yang dibahas yaitu mengenai bajak piringan yang disertai dengan lampiran spesifikasi bajak piringan, agar dapat lebih memberikan penjelasan mengenai bajak piringan.
Semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca baik mahasiswa, penyuluh ataupun petani dalam menambah pengetahuan mengenai alat-alat dan mesin pertanian terutama bajak piringan.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya konstruktif sangat diharapkan. Akhirnya penulis berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkompeten.

Bogor,  Maret  2016

Penulis


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................
i
DAFTAR ISI.............................................................................................
ii
DAFTAR TABEL.....................................................................................
iii
DAFTAR GAMBAR................................................................................
iv
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................
v
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................
1
A.
Latar Belakang......................................................................
1
B.
Tujuan...................................................................................
2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................
3
A.
Mekanisasi Pertanian.............................................................
3
B.
Pengolahan Tanah.................................................................
4
C.
Bajak Piringan......................................................................
6
D.
Klasifikasi Bajak Piringan....................................................
7
E.
Kelengkapan Baku Bajak Piringan.......................................
9
F.
Syarat Mutu Bajak Piringan.................................................
11
G.
Pembajakan Menggunakan Bajak Piringan..........................
12
H.
Hasil Pembajakan dengan Bajak Piringan.............................
14
BAB III PENUTUP...................................................................................
15
A.
Kesimpulan............................................................................
15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................
16
LAMPIRAN-LAMPIRAN.........................................................................
17



DAFTAR TABEL


Rounded Rectangle: 8
 
Rounded Rectangle: 11Tabel 1       Klasifikasi bajak piringan........................................................    
Tabel 2       Syarat mutu bajak piringan......................................................     




DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Bajak Singkal Tunggal..........................................................
9
Gambar 2
Bajak Singkal Ganda.............................................................
9
Gambar 3
Sudut piringan β dan sudut pembajakan α.............................
12
Gambar 4
Proses Pembajakan Dengan Menggunakan Bajak Piringan..
13
Gambar 5
Hasil Pembajakan Dengan Menggunakan Bajak Piringan....
14
Gambar 6
Bagian-bagian bajak piringan...............................................
19




DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Spesifikasinya Bajak Piringan.............................................
18
Lampiran 2
Bagian Bagian Bajak Piringan.............................................
19


 


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki lahan sangat luas, ditambah dengan kondisi iklim Indonesia yang sangat menunjang dalam sektor pertanian. Hal ini menyebabkan sebagian besar penduduk Indonesia memiliki mata pencaharian sebagai petani. Namun pada kenyataannya, walaupun sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani tapi hasil produksi dari para petani Indonesia belum mampu mencukupi seluruh kebutuhan konsumsi penduduk Indonesia.
  Dengan lahan pertanian Indonesia yang luasnya sekitar .... hanya mampu menghasilkan sedikit produk pertanian untuk sebagian kecil penduduk Indonesia dengan kata lain hanya memenuhi kebutuhan dirinya sendiri saja. Tercatat pada data statistika Indonesia, jumlah penduduk indonesia sekitar 250 juta jiwa, dengan konsumsi beras penduduk indonesia sebesar 114 kg/kapita/tahun atau sebesar 73 juta ton per tahun, namun hasil produksi beras dari petani Indonesia hanya 70 juta ton per tahun. Jumlah tersebut sangatlah jauh dibandingkan dengan tingkat  konsumsi, sehingga belum bisa mencukupi kebutuhan pangan untuk penduduk Indonesia. Tindakan pemerintah dalam menanggulangi kasus seperti ini adalah dengan mengadakan program program ketahanan pangan, namun itu hanya membantu sebagian kecil masalah. Alternatif lain yang paling sering diambil pemerintah yaitu impor beras. Sekitar 3 juta ton beras diimpor dari negara-negara penghasil beras.
Kegiatan di dalam program ketahanan pangan yang hanya berkontribusi sedikit terhadap kebutuhan konsumsi ini bisa dibantu dengan perubahan sistem pertanian dari konvensional menjadi modern. Salah satu ciri pertanian modern adalah pertanian yang menggunakan alat alat atau bahan bahan yang dapat membantu proses budidaya pertanian.
Alat-alat mesin pertanian yang digunakan dapat memberikan keunggulan pada budidaya yang dilakukan dibandingkan dengan budidaya tanpa bantuan alat-alat mesin pertanian. Salah satu penggunaan alat mesin pertanian yaitu pada pengolahan lahan pertama.
Terdapat berbagai jenis alat yang dapat digunakan dalam proses pengolahan lahan baik pengolahan lahan pertama (primary tillage) ataupun pengolahan lahan kedua (secondary tillage), diantaranya yaitu bajak singkal, bajak piringan, bajak rotary, bajak pahat dan bajak tanah dalam. Seluruh alat tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan yang berbeda-beda.
Dari beberapa jenis bajak untuk mengolah lahan, bajak singkal merupakan bajak yang paling sering digunakan oleh petani. Sementara jenis jenis bajak yang lainya seperti bajak piringan agak jarang digunakan oleh petani. Hal ini disebabkan oleh kelebihan dan kekurangan yang dimiliki bajak tersebut, namun kadang petani belum mau menggunakan bajak piringan dalam proses pengolahan lahan. Penyebabnya adalah petani belum mengenal serta belum memahami secara benar kegunaan bajak piringan.
Pengetahuan dan pemahaman mengenai bajak piringan ini sangat penting bagi petani yang memiliki jenis tanah yang berbeda, sehingga petani tersebut dapat melakukan kegiatan pembajakan dengan efektip dan efisien.
B. Tujuan
            Tujuan disusunnya makalah mengenai bajak piringan  ini adalah :
1.      Untuk menambah pengetahuan pembaca mengenai mekanisasi pertanian, khususnya bajak piringan.
2.      Untuk memberi pengetahuan mengenai bagian bagian bajak piringan.
3.      Untuk memberi pengetahuan mengenai jenis-jenis bajak piringan.





BAB II
 PEMBAHASAN
A.   Mekanisasi Pertanian
Mekanisasi pertanian diartikan secara bervariasi oleh beberapa orang. Mekanisasi pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian. Bantuan yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat atau perlengkapan yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin, air, dan susumber energi lainnya. Secara umum mekanisasi pertanian dapat juga diartikan sebagi penerapan ilmu teknik untuk mengembangkan, mengorganisasi, dan mengendalikan operasi di dalam produksi pertanian.
Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan modernisasi pertanian. Ada pula yang mengartikan bahwa pada saat ini teknologi mekanisasi yang digunakan dalam proses produksi sampai pasca panen (penanganan dan pengolahan hasil) bukan lagi hanya teknologi yang didasarkan pada energi mekanis, namun sudah mulai menggunakan teknologi elektronika atau sensor, nuklir, image processing, bahkan sampai teknologi robotik. Dan digunakan baik untuk proses produksi, pemanenan, dan penanganan atau pengolahan hasil pertanian.
Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan produktifitas tenaga kerja, meningkatkan produktifitas lahan, dan menurunkan ongkos produksi. Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas, kualitas hasil, dan mengurangi beban kerja petani. Pengalaman dari negara-negara tetangga Asia menunjukkan bahwa perkembangan mekanisasi pertanian diawali dengan penataan lahan (konsolidasi lahan), keberhasilan dalam pengendalian air, masukan teknologi biologis, dan teknologi kimia. Penerapan teknologi mekanisasi pertanian yang gagal telah terjadi di Srilangka yang disebabkan kecerobohan akibat penerapan mesin-mesin impor secara langsung tanpa disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik pertaniannya. Berbeda halnya dengan Jepang yang melakukan modifikasi sesuai dengan kondisi lokal, kemudian baru memproduksi sendiri untuk digunakan oleh petani mereka.
Suatu hal yang paling mendasar yang masih belum diperhatikan dalam pengembangan teknologi pertanian di Indonesia hingga kini adalah kurang memadainya dukungan prasarana pertanian. Prasarana pertanian kita belum dikelola secara baik, sehingga masih agak sulit atau lambat dalam melakukan introduksi mesin-mesin pertanian.
Pengelolaan lahan, pengaturan dan manejemen pengairan yang meliputi irigasi dan drainase, serta pembuatan jalan-jalan transportasi daerah pertanian, dan masih banyak lagi aspek lainnya yang belum disentuh secara sungguh-sungguh dan profesional.
Relevansinya dengan hal tersebut, beberapa hal penting yang harus dilaksanakan antara lain adalah merencanakan atau memperbaiki kondisi lahan (konsolidasi lahan). Selain itu juga mendatangkan dan mengupayakan agar prasarana dan sarana pertanian sampai dan tersedia di lapangan tepat waktu sehingga dapat mengakselerasi pencapaian visi dan misi pertanian modern
Pengembangan teknologi pertanian diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat kita umumnya dan petani khususnya. Dapat dipastikan bahwa jika teknologi pertanian yang cocok tersebut telah berhasil dikembangkan dan diterapkan di negara kita, maka ketahanan pangan atau swasembada pangan pasti akan tercapai sehingga kemandirian dalam hal ekonomi dan politik dapat kita wujudkan (Siahan,2001).
B. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah adalah upaya untuk menyiapkan lahan agar siap tanam sesuai dengan kondisi fisik, kimiawi dan biologis tanah dengan melakukan berbagai kegiatan seperti pencangkulan, penmbajakan ataupun penggaruan serta perataan tanah. Menurut Daywin dkk (2008) Pengolahaan tanah adalah suatu usaha untuk mempersiapkan lahan bagi pertumbuhan tanaman dengan cara menciptakan kondisi tanah yang siap tanam.
Tujuan pengolahan tanah menurut Kepner,et al, 1972 dalam Daywin dkk (2008) adalah:
1.      Menciptakan struktur tanah yang dibutuhkan untuk persemaian atau tempat tumbuh benih.
2.      Meningkatkan kecepatan infiltrasi sehingga dapat menurunkan run off dan mengurangi bahaya erosi.
3.      Menghambat atau mematikan tumbuhan pengganggu.
4.      Membenamkan tumbuhan-tumbuhan yang ada diatas tanah ke dalam tanah sehingga menambah kesuburan tanah.
5.      Membunuh serangga, larva atau telur-telur serangga melalui perubahan tempat tinggal dan terik  matahari.
Selain itu, menurut Purwadi (1999) pengolahan tanah memiliki tujuan-tujuan lain yaitu:
1.      Membunuh gulma atau tanaman pengganggu lainnya.
2.      Menempatkan sersah dan sisa-sisa tanaman pada tempat yang tepat untuk dekomposisi.
3.      Menurunkan laju erosi.
4.      Meratakan tanah untuk mempermudah pekerjaan dilapangan.
5.      Mencampur pupuk denga tanah.
6.      Mempersiapkan tanah untuk mempermudah pengaturan irigasi.
Pekerjaan pengolahan tanah dapat dibagi menjadi dua yaitu pengolahan tanah pertama dan pengolahan tanah kedua. Peralatan yang digunakan untuk pengolahan tanah pertama (Primary Tillage Equipment) yaitu cangkul atau bajak yang ditari dengan traktor. Terdapat berbagai jenis bajak yang sering digunakan untuk melakukan pengolahan tanah diantaranya bajak singkal (moldboard plow), bajak piringan (disk plow), bajak rotari (rotary plow), bajak chisel (Chisel plow), bajak subsoil (Subsoil plow), bajak raksasa (Giant plow). Adapun alat untuk pengolahan tanah kedua (Secindary Tillage Equipment) yaitu Garu, Perata dan penggembur.
Dalam makalah ini penulis akan lebih membahas mengenai bajak piringan sebagai salah satu jenis alat mesin pertanian pada pengolahan tanah pertama atau yang disebut dengan primary tilage.
C.   Bajak Piringan
Bajak piringan (Disc Plow) adalah alat pengolah tanah pertama (pembajakan) yang terpasang pada rangka tang tersusun oleh satu atau lebih piringan digandengkan pada tiga titik gandeng dibelakang traktor.
Bajak piringan ditemukan dalam usaha mengurangi gesekan dengan menciptakan telapak bajak menggelinding dan bukan telapak yang harus meluncur sepanjang alur. Bajak ini harus berat agar dapat masuk kedalam tanah pada saat dioperasikan. Hasil penggunaan bajak piringan menunjukan bahwa bajak piringan telah disesuaikan dengan kondisi-kondisi dimana bajak singkal tidak dapat beroperasi/bekerja. Hal tersebut diantaranya:
1.      Tanah lengket, berlilin, tanah debu, yang tidak meluncur pada singkal dan tanah-tanah yang mempunyai lapisan keras dibawah telapak bajak.
2.      Tabah kering dan keras yang tidak dapat dipenetrasi oleh bajak singkal.
3.      Tanah kasar, berbatu, dan berakar-akar, di mana pringan akan melintas diatas batuan batuan tersebut.
4.      Lahan bergambut dan bersersah, dimana bajak singkal tidak akan dapat membalik potongan tanah.
5.      Pembajakan yang dalam.
Bajak piringan memiliki beberapa jenis yang dibedakan berdasarkan tipe penggunaannya atau cara penggandengannya terhadap motor penggeraknya. Jenis jenis bajak piringan tersebut adalah:
  1. Tipe tarik ( trailing )
Pada tipe tarik terbagi menjadi dua tipe yaitu:
·         tipe biasa ( regular trailing disk plow)
dilengkapi dengan 2 buah roda alur (furrow wheel ) yang berfungsi menstabilkan jalannya bajak dan 1 buah roda lahan ( land wheel )
·         tipe satu arah ( one way disk plow )
adalah piring bajak yang disusun dalam satu poros. Dengan jumlah piringan antara 2 hingga 35 buah, dengan diameter 8 – 10 inchi.
    2. Tipe hubungan langsung ( direct connected ) atau ( semi mounted disk plow )
Bagiannya dilengkapi dengan system hidrolik traktor sehinnga memudahkan untuk berputar. Alat ini dapat berputar pada areal yang sempit dan juga dapat mundur.
  1. Tipe diangkat sepenuhnya ( integral mounted )
Tipe diangkat sepenuhnya ditarik dibelakang traktor dipasang pada tiga titik gandeng dan keseluruhannya dapat diangkat menggunakan sistem hidrolik traktor, sehingga sangat mudah dalam transportasi. Tipe one way disk plow yang kecil dapat juga termasuk Integral mounted., bila dapat diangkat keseluruhannya dengan hidrolik traktor. Kelebihannya sangat mudah untuk diangkut karena bentuknya yang sederhana.
            Bajak  piringan memiliki keuntungan dan kelemahan dibandingkan dengan jenis bajak-bajak yang lain diantaranya:
·         Keuntungan menggunakan bajak piring :
  1. Dapat bekerja di tanah yang keras dan kering
  2. Dapat bekerja di tanah yang lengket
  3. Dapat bekerja di tanah yang berbatu
  4. Dapat bekerja di tanah yang berakar
  5. Dapat bekerja di tanah yang memerlukan pengerjaan dalam
·         Kelemahan menggunakan bajak piring :
  1. Tidak dapat menutup sisa tanaman / rumput yang telah terpotong
  2. Bekas pembajakan tidak dapat betul-betul rata
  3. Hasil pengolahan tanahnya masih berupa bongkahan-bongkahan.
D.   Klasifikasi Bajak Piringan
Bajak piringan dapat diklasifikasikan berdasarkan cara penggandengan, arah lemparan lempengan tanah, jumlah piringan, dan ukuran piringan. Dapat diketahui pada tabel 1.

Tabel 1. Klasifikasi bajak piringan
Berdasarkan cara penggandengan
Berdasarkan arah lemparan tanah
Berdasarkan jumlah piringan
Berdasarkan ukuran piringan
Angkat
Searah
Satu piringan

Kecil
Besar
Multi piringan
Kecil
Besar
Dua arah
Satu piringan
Kecil
Besar
Multi piringan
Kecil
Besar
Tarik
Searah
Multi piringan
Besar

Catatan :
1.      Bajak piringan tippe angkat, dimana cara penggandengnya menggunakan tiga titik gandeng (three point hitch) traktor yang digerakan secara hidrolis (standar titik gandeng aseo/iso).
2.      Bajak piirngan tipe tarik, dimana cara penggandengnya menggunakan satu titik gandeng (drawbar) traktor.
3.      Bajak piringan satu arah, dimana arah lemparan lempengan tanah hanya ke satu arah dan biasanya ke sebelah kanan.
4.      Bajak piringan dua arah, dimana arah lemparan lempengan tanah dapat diatur ke sebelah kiri atau ke sebelah kanan.
5.      Bajak satu piringan, dimana jumlah piringan hanya satu.
6.      Bajak multi piringan, dimana jumlah piringan lebih dari satu.
7.      Bajak piringan tipe kecil, yaitu bajak piringan tunggal atau multi piringan dengan diameter piringan lebih kecil dari 66 cm.
8.      Bajak piringan tipe besar, yaitu bajak piringan tunggal atau multi piringan lebih besar dari 66 cm.

Gambar 1. Bajak piringan tunggal


 










Gambar 2. Bajak piringan ganda


 







Piringan pada bajak piringan terdiri dari beberapa bentuk, bentuk ini disesuaikan dengan lahan yang akan diolah. Bentuk bentuk piringan tersebut adalah:
1.      Piringan standar, piringan jenis ini digunakan untuk lahan yang lengket.
2.      Pringan  bertakik tidak rata atau berlekuk,  piringan bentuk ini sering digunakan untuk lahan yang berbatu. Lekukan-lekukan pada piringan ini bertujuan agar saat digunakan piringan tidak rusak dan tetap bisa melaju walaupun terdapat bebatuan.

E.   Kelengkapan baku
Kelengkapan baku adalah komonen yang harus ada pada bajak piringan. Kelengkapan bajak piringan tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Pengikis, pada telapak bajak piringan haruslah dilengkapi dengan alat pengikis yang dapat diatur untuk bekerja dari pusat sampai tepi piringan. Dengan bantuan alat pengikis dimungkinkan untuk mendapatkan penggemburan tanah alur pengolahan yang lebih baik. Juga dimungkinkan untuk membalik tanah alur pengolahan dan menutup sersah jauh lebih baik.
2.      Pemberat tambahan, bagian ini membantu penekanan piringan ke dalam tanah serta mempertahankan roda di dalam alur pengolahan untuk mencegah agar piringan bajak tidak keluar dari tanah bila pembajakan dilakukan pada tanah yang sangat kering serta keras.
  1. Penggeruk ( scraper ) berguna untuk membersihkan tanah yang lengket pada piringan, dan membantu dalam pembalikan potongan tanah
  2. Bantalan / bearing adalah penghubung antara batang penarik dengan bajak piringan sehingga saat operasi ditarik oleh traktor piringan dapat berputar, sehingga mengurangi gesekan dan tahanan (draft).
  3. Kerangka / beam berguna sebagai bagian yang menyangga seluruh bagian bajak.
  4. Piring / disk adalah bagian yang bertugas memotong, mengangkat, menghancurkan sekaligus membalik tanah hasil bajakan.
  5. Roda alur penstabil atau roda penuntun / furrow wheel berfungsi sebagai penjaga kestabilan pembajakan disamping sebagai pedoman selama pembajakan sehingga pembajakan dapat berjalan lurus.
  6. Roda lahan / land wheel berfungsi untuk mengatur kedalaman pembajakan.
  7. Penggandeng, bagian ini berfungsi sebagai alat yang menghubungkan bajak piringan dengan traktor sebagai motor penggeraknya.
  8. Dudukan piringan
  9. Tuas pengatur arah, tuas ini berfungsi sebagai pengatur arah lemparan lempengan tanah. Bagian ini hanya terdapat pada bajak piringan tipe du arah.
  10. Roda pengatur kedalaman olah, Berfungsi untuk mengatur kedalaman piringan saat melakukan pengolhan tanah. Bagian ini hanya terdapat pada bajak piringan tipe tarik.

F.    Syarat Mutu Bajak Piringan
            Secara umum, kontruksi bajak piringan disyaratkan mampu untuk menopang beban pembajakan tanah yaitu tahanan tarik tanah spesifik (specific darf) sebesar 0,8 kg/cm2 tanpa mengalami perubahan bentuk.
Syarat mutu kontruksi bajak piringan telah dirumuskan pada tabel 2.
Tabel 2. Syarat mutu bajak piringan
No
Kelengkapan baku
Persyaratan bahan/dimensi
1
Rangka
Baja karbon kontruksi mesin SS400
2
Penggandeng
Baja karbon kontruksi mesin SS400 / Dimensi mengikuti ISO 730/3-1982
3
Piringan
Baja karbon tempa SF 60
4
Dudukan Piringan
Baja karbon kontruksi mesin SS400
5
Pisau pembersih
Baja karbon kontruksi mesin SS400
6
Roda penuntun
Baja karbon kontruksi mesin SS400 atau roda karet dengan pelak besi
7
Tuas pengatur arah
Baja karbon kontruksi mesin SS400
8
Roda pengatur kedalam olah
Baja karbon kontruksi mesin SS400 atau roda karet dengan pelak besi
Catatan :
1. Baja karbon kontruksi mesin SS400, kekuatan tarik 40 kg/mm2
2. Baja karbon tempa SF 60, kekuatan tarik 70 kg/mm2
Sudut pembajakan pada bajak piringan adalah sudut (α pada gambar 3) yang dibentuk antara posisi kemiringan piringan dengan garis vertikal. Nilai sudut pembajakan dapat diatur antara 150 sampai 250.





Gambar 3. Sudut piringan β dan sudut pembajakan α



 
 





G.    Pembajakan menggunakan Bajak Piringan
Bajak piringan merupakan salah satu implemen yang digunakan dalam proses pengolahan tanah pertama atau primary tillage. Penggunaan bajak piringan harus dengan memasangkan bajak piringan itu pada traktor tangan ataupun traktor mini.
Cara pemasangan bajak piringan hampir sama dengan pemasangan pada bajak singkal ataupun jenis bajak yang lainya. Cara pemasangan bajak piringan yaitu dengan memasangkan pengait yang tersedia pada bagian bajak piringan ke bagian traktor yang telah disediakan.
Proses pembajakan menggunakan bajak piringan dapat dilakukan dengan arah pembalikan searah ataupun pembalikan dua arah, tergantung jenis bajak yang ada.



Gambar 4. Proses Pembajakan Dengan Menggunakan Bajak Piringan

Alur pembajakan terdiri dari berbagai jenis yaitu:
1.      Pola bajak tengah
Pengolahan lahan dengan pola bajakan tengah yaitu pengolahan tanah dilakukan atau dimulai dari titik tengah membujur lahan.
2.      Pola bajak tepi
Pengolahan lahan dilakukan dari tepi membujur lahan, lemparan hasil pembajakan ke arah luar lahan. Dengan pola ini akan menghasilkan alur mati yaitu alur bajakan saling berdampingan satu sama linnya.
3.      Pola keliling tengah
Pengolahan lahan yang dilakukan dari titik tengah lahan, kemudian berputar ke kanan sejajar sisi lahan sampai ketepi lahan.
4.      Pola keliling tepi
Pengolahan lahan yang dilakukan dari salah satu titik sudut lahan. Kemudian berputar kekiri sejajar sisi lahan, sampai ketengah lahan.




H.    Hasil Pembajakan dengan bajak piringan
Melakukan pembajakan menggunakan bajak piringan memiliki kekurangan dan kelebihan dibandingkan dengan bajak-bajak yang lainnya.  Pembajakan menggunakan bajak piringan adalah pembajakan primary tillage sehingga hasil pembajakan menggunakan bajak piringan masih berupa bongkahan-bongkahan tanah, bekas pembajakan tidak dapat betul-betul rata, dan setelah melakukan pembajakan, tanah hasil pembajakan tidak dapat menutup sisa tanaman / rumput yang telah terpotong.
 
Gambar 5. Hasil Pembajakan Dengan Menggunakan Bajak Piringan








BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Bajak piringan merupakan alat pertanian yang memiliki kegunaan sebagai pengolah tanah pertama untuk perbaikan struktur butir-butir tanah, memperbesar persediaan air, memperbaiki peresapan air dan aerasi tata udara tanah, mengurangi evaporasi tanah, mempercepat pelapukan akar sisa tanaman dan mempermudah perkembangan akar, memperbaiki kehidupan mikroba aerob tanah dan memberantas gulma. Keunggulan bajak piringan yaitu efisien untuk kebun seluas 2,5 - 5 Ha; Sangat cocok untuk usaha tani lahan kering seperti tanaman hortikultura dan palawija; Dapat digandengkan dengan traktor mini bertenaga min 15 HP; Lebar pengolahan, kedalaman pembajakan dan kemiringan bajak dapat diatur sesuai kebutuhan.



DAFTAR PUSTAKA
Daywin, F.J., L.Katu., M.Djojomartono., R.G.Sitompul dan S.Supardjo. 1976.Diktat Kuliah Tenaga Pertanian. IPB Press. Yogyakarta.
Hadiutomo Kusno. 2012. Mekanisasi Pertanian. IPB Press.Bogor.
Purwadi, T. 1999. Mesin dan Peralatan Pertanian. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Wijanto. 2002. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Yunus, Y. 1996. Tanah dan Pengolahannya. Alfabeta. Bandung.
 Isya Al Hanif, dkk.2015 Jurnal Uji Implemen Bajak Piring (Disc Plow) untuk Pengolahan Tanah dengan Menggunakan Traktor John Deere 6110 B dengan Daya 117/2100 HP. Universitas Brawijaya
      













LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Spesifikasi Bajak Piringan (Disk Plow)
Salah satu jenis/tipe bajak piringan dengan spesipikasi:
Nama                                        : Bajak piringan
Merk                                         : Quick Tractor
Model                                       :-
Negara pembuat                       : Indonesia
Cara penggandengan                :

Ukuran:
Panjang/lebar/tinggi (cm)         : 85 cm / 43 cm / 60 cm
Renggang bawah                      : 23 cm
Renggang samping                   : 7 cm
Berat (kg)                                 :

Perlengkapan bajak:
Singkal bajak (coulter)             : ada / tidak
Jointer                                       : ada / tidak
Roda alur (furrow wheel)         : ada / tidak
Roda dukung(land wheel)        : ada / tidak



LAMPIRAN 2
Bagian-Bagian Bajak Piringan



 










Gambar 6. Bagian-bagian bajak piringan
Keterangan :
1.      Piringan
2.      Roda alur
3.      Draw bar
4.      Pengatur kedalaman
5.      Pengatur roda
6.      Kerangka