MAKALAH
ALAT PENGOLAHAN LAHAN PERTAMA
BAJAK PIRINGAN
MATA
KULIAH ALAT DAN MESIN PERTANIAN
Disusun Oleh:
Ratna Dila Nawang Wulan
NIRM :04.1.15.0735
Tingkat 1 B
SEKOLAH TINGGI
PENYULUHAN PERTANIAN
(STPP) BOGOR
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat serta hinayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan Makalah yang berjudul “Bajak Piringan”.
Maksud dan tujuan penyusunan makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Alat-alat Mesin Pertanian. Adapun
penyusunan makalah ini berdasarkan pengambilan data dan informasi dari beberapa
buku referensi dan jurnal mengenai alat-alat dan mesin pertanian dan bajak
piringan.
Penulis
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari dukungan berbagai
pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan memberikan do’a restu, juga
pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas bantuan dan
do’a restu yang berhubungan dengan penyusunan makalah ini.
Dalam makalah ini, terdapat beberapa informasi
mengenai alat dan mesin pertanian pada pengolahan tanah pertama, alat yang
dibahas yaitu mengenai bajak piringan yang disertai dengan lampiran spesifikasi
bajak piringan, agar dapat lebih memberikan penjelasan mengenai bajak piringan.
Semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca baik mahasiswa, penyuluh ataupun
petani dalam menambah pengetahuan mengenai alat-alat dan mesin pertanian
terutama bajak piringan.
Penulis menyadari
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
sifatnya konstruktif sangat diharapkan. Akhirnya penulis berharap agar makalah ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkompeten.
Bogor, Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR...............................................................................
|
i
|
|
DAFTAR ISI.............................................................................................
|
ii
|
|
DAFTAR
TABEL.....................................................................................
|
iii
|
|
DAFTAR
GAMBAR................................................................................
|
iv
|
|
DAFTAR
LAMPIRAN.............................................................................
|
v
|
|
BAB I
PENDAHULUAN.........................................................................
|
1
|
|
A.
|
Latar Belakang......................................................................
|
1
|
B.
|
Tujuan...................................................................................
|
2
|
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................
|
3
|
|
A.
|
Mekanisasi
Pertanian.............................................................
|
3
|
B.
|
Pengolahan Tanah.................................................................
|
4
|
C.
|
Bajak
Piringan......................................................................
|
6
|
D.
|
Klasifikasi Bajak
Piringan....................................................
|
7
|
E.
|
Kelengkapan Baku
Bajak Piringan.......................................
|
9
|
F.
|
Syarat Mutu Bajak
Piringan.................................................
|
11
|
G.
|
Pembajakan
Menggunakan Bajak Piringan..........................
|
12
|
H.
|
Hasil Pembajakan
dengan Bajak Piringan.............................
|
14
|
BAB III
PENUTUP...................................................................................
|
15
|
|
A.
|
Kesimpulan............................................................................
|
15
|
DAFTAR PUSTAKA................................................................................
|
16
|
|
LAMPIRAN-LAMPIRAN.........................................................................
|
17
|
DAFTAR TABEL
![]() |


DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
|
Bajak Singkal
Tunggal..........................................................
|
9
|
Gambar 2
|
Bajak Singkal
Ganda.............................................................
|
9
|
Gambar 3
|
Sudut piringan β dan sudut pembajakan
α.............................
|
12
|
Gambar 4
|
Proses Pembajakan Dengan Menggunakan Bajak
Piringan..
|
13
|
Gambar 5
|
Hasil Pembajakan Dengan Menggunakan Bajak
Piringan....
|
14
|
Gambar 6
|
Bagian-bagian bajak piringan...............................................
|
19
|
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
|
Spesifikasinya Bajak
Piringan.............................................
|
18
|
Lampiran 2
|
Bagian Bagian Bajak Piringan.............................................
|
19
|
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki lahan sangat luas,
ditambah dengan kondisi iklim Indonesia yang sangat menunjang dalam sektor
pertanian. Hal ini menyebabkan sebagian besar penduduk Indonesia memiliki mata
pencaharian sebagai petani. Namun pada kenyataannya, walaupun sebagian besar penduduk
Indonesia bermata pencaharian sebagai petani tapi hasil produksi dari para
petani Indonesia belum mampu mencukupi seluruh kebutuhan konsumsi penduduk
Indonesia.
Dengan lahan pertanian Indonesia yang luasnya
sekitar .... hanya mampu menghasilkan sedikit produk pertanian untuk sebagian
kecil penduduk Indonesia dengan kata lain hanya memenuhi kebutuhan dirinya
sendiri saja. Tercatat pada data statistika Indonesia, jumlah penduduk
indonesia sekitar 250 juta jiwa, dengan konsumsi beras penduduk indonesia
sebesar 114 kg/kapita/tahun atau sebesar 73 juta ton per tahun, namun hasil produksi
beras dari petani Indonesia hanya 70 juta ton per tahun. Jumlah tersebut
sangatlah jauh dibandingkan dengan tingkat
konsumsi, sehingga belum bisa mencukupi kebutuhan pangan untuk penduduk
Indonesia. Tindakan pemerintah dalam menanggulangi kasus seperti ini adalah
dengan mengadakan program program ketahanan pangan, namun itu hanya membantu
sebagian kecil masalah. Alternatif lain yang paling sering diambil pemerintah
yaitu impor beras. Sekitar 3 juta ton beras diimpor dari negara-negara
penghasil beras.
Kegiatan di dalam program ketahanan pangan yang hanya berkontribusi
sedikit terhadap kebutuhan konsumsi ini bisa dibantu dengan perubahan sistem
pertanian dari konvensional menjadi modern. Salah satu ciri pertanian modern
adalah pertanian yang menggunakan alat alat atau bahan bahan yang dapat
membantu proses budidaya pertanian.
Alat-alat mesin pertanian yang digunakan dapat memberikan keunggulan
pada budidaya yang dilakukan dibandingkan dengan budidaya tanpa bantuan
alat-alat mesin pertanian. Salah satu penggunaan alat mesin pertanian yaitu
pada pengolahan lahan pertama.
Terdapat berbagai jenis alat yang dapat digunakan dalam proses
pengolahan lahan baik pengolahan lahan pertama (primary tillage) ataupun
pengolahan lahan kedua (secondary tillage), diantaranya yaitu bajak singkal,
bajak piringan, bajak rotary, bajak pahat dan bajak tanah dalam. Seluruh alat
tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan yang berbeda-beda.
Dari beberapa jenis bajak untuk mengolah lahan, bajak singkal
merupakan bajak yang paling sering digunakan oleh petani. Sementara jenis jenis
bajak yang lainya seperti bajak piringan agak jarang digunakan oleh petani. Hal
ini disebabkan oleh kelebihan dan kekurangan yang dimiliki bajak tersebut,
namun kadang petani belum mau menggunakan bajak piringan dalam proses
pengolahan lahan. Penyebabnya adalah petani belum mengenal serta belum memahami
secara benar kegunaan bajak piringan.
Pengetahuan dan
pemahaman mengenai bajak piringan ini sangat penting bagi petani yang memiliki
jenis tanah yang berbeda, sehingga petani tersebut dapat melakukan kegiatan
pembajakan dengan efektip dan efisien.
B. Tujuan
Tujuan disusunnya makalah mengenai
bajak piringan ini adalah :
1.
Untuk
menambah pengetahuan pembaca mengenai mekanisasi pertanian, khususnya bajak
piringan.
2.
Untuk
memberi pengetahuan mengenai bagian bagian bajak piringan.
3.
Untuk
memberi pengetahuan mengenai jenis-jenis bajak piringan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Mekanisasi Pertanian
Mekanisasi pertanian diartikan secara bervariasi oleh beberapa
orang. Mekanisasi pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari
setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian.
Bantuan yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat atau
perlengkapan yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor
listrik, angin, air, dan susumber energi lainnya. Secara umum mekanisasi
pertanian dapat juga diartikan sebagi penerapan ilmu teknik untuk
mengembangkan, mengorganisasi, dan mengendalikan operasi di dalam produksi
pertanian.
Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga berkembang sejalan dengan
perkembangan teknologi dan modernisasi pertanian. Ada pula yang mengartikan
bahwa pada saat ini teknologi mekanisasi yang digunakan dalam proses produksi
sampai pasca panen (penanganan dan pengolahan hasil) bukan lagi hanya teknologi
yang didasarkan pada energi mekanis, namun sudah mulai menggunakan teknologi
elektronika atau sensor, nuklir, image processing, bahkan sampai teknologi
robotik. Dan digunakan baik untuk proses produksi, pemanenan, dan penanganan atau
pengolahan hasil pertanian.
Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan
produktifitas tenaga kerja, meningkatkan produktifitas lahan, dan menurunkan
ongkos produksi. Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi dimaksudkan
untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas, kualitas hasil, dan
mengurangi beban kerja petani. Pengalaman dari negara-negara tetangga Asia
menunjukkan bahwa perkembangan mekanisasi pertanian diawali dengan penataan
lahan (konsolidasi lahan), keberhasilan dalam pengendalian air, masukan
teknologi biologis, dan teknologi kimia. Penerapan teknologi mekanisasi
pertanian yang gagal telah terjadi di Srilangka yang disebabkan kecerobohan
akibat penerapan mesin-mesin impor secara langsung tanpa disesuaikan dengan
kondisi dan karakteristik pertaniannya. Berbeda halnya dengan Jepang yang
melakukan modifikasi sesuai dengan kondisi lokal, kemudian baru memproduksi
sendiri untuk digunakan oleh petani mereka.
Suatu hal yang paling mendasar yang masih belum diperhatikan dalam
pengembangan teknologi pertanian di Indonesia hingga kini adalah kurang
memadainya dukungan prasarana pertanian. Prasarana pertanian kita belum
dikelola secara baik, sehingga masih agak sulit atau lambat dalam melakukan introduksi
mesin-mesin pertanian.
Pengelolaan lahan, pengaturan dan manejemen pengairan yang meliputi
irigasi dan drainase, serta pembuatan jalan-jalan transportasi daerah
pertanian, dan masih banyak lagi aspek lainnya yang belum disentuh secara
sungguh-sungguh dan profesional.
Relevansinya dengan hal tersebut, beberapa hal penting yang harus
dilaksanakan antara lain adalah merencanakan atau memperbaiki kondisi lahan
(konsolidasi lahan). Selain itu juga mendatangkan dan mengupayakan agar
prasarana dan sarana pertanian sampai dan tersedia di lapangan tepat waktu
sehingga dapat mengakselerasi pencapaian visi dan misi pertanian modern
Pengembangan
teknologi pertanian diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian
masyarakat kita umumnya dan petani khususnya. Dapat dipastikan bahwa jika
teknologi pertanian yang cocok tersebut telah berhasil dikembangkan dan
diterapkan di negara kita, maka ketahanan pangan atau swasembada pangan pasti
akan tercapai sehingga kemandirian dalam hal ekonomi dan politik dapat kita
wujudkan (Siahan,2001).
B.
Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah adalah upaya untuk menyiapkan lahan agar siap
tanam sesuai dengan kondisi fisik, kimiawi dan biologis tanah dengan melakukan
berbagai kegiatan seperti pencangkulan, penmbajakan ataupun penggaruan serta
perataan tanah. Menurut Daywin dkk (2008) Pengolahaan tanah adalah suatu usaha
untuk mempersiapkan lahan bagi pertumbuhan tanaman dengan cara menciptakan
kondisi tanah yang siap tanam.
Tujuan
pengolahan tanah menurut Kepner,et al, 1972 dalam Daywin dkk (2008) adalah:
1.
Menciptakan
struktur tanah yang dibutuhkan untuk persemaian atau tempat tumbuh benih.
2.
Meningkatkan
kecepatan infiltrasi sehingga dapat menurunkan run off dan mengurangi bahaya
erosi.
3.
Menghambat
atau mematikan tumbuhan pengganggu.
4.
Membenamkan
tumbuhan-tumbuhan yang ada diatas tanah ke dalam tanah sehingga menambah
kesuburan tanah.
5.
Membunuh
serangga, larva atau telur-telur serangga melalui perubahan tempat tinggal dan
terik matahari.
Selain itu, menurut Purwadi (1999) pengolahan tanah memiliki
tujuan-tujuan lain yaitu:
1.
Membunuh
gulma atau tanaman pengganggu lainnya.
2.
Menempatkan
sersah dan sisa-sisa tanaman pada tempat yang tepat untuk dekomposisi.
3.
Menurunkan
laju erosi.
4.
Meratakan
tanah untuk mempermudah pekerjaan dilapangan.
5.
Mencampur
pupuk denga tanah.
6.
Mempersiapkan
tanah untuk mempermudah pengaturan irigasi.
Pekerjaan
pengolahan tanah dapat dibagi menjadi dua yaitu pengolahan tanah pertama dan
pengolahan tanah kedua. Peralatan yang digunakan untuk pengolahan tanah pertama
(Primary Tillage Equipment) yaitu cangkul atau bajak yang ditari dengan
traktor. Terdapat berbagai jenis bajak yang sering digunakan untuk melakukan
pengolahan tanah diantaranya bajak singkal (moldboard plow), bajak piringan
(disk plow), bajak rotari (rotary plow), bajak chisel (Chisel plow), bajak
subsoil (Subsoil plow), bajak raksasa (Giant plow). Adapun alat untuk
pengolahan tanah kedua (Secindary Tillage Equipment) yaitu Garu, Perata dan
penggembur.
Dalam makalah
ini penulis akan lebih membahas mengenai bajak piringan sebagai salah satu
jenis alat mesin pertanian pada pengolahan tanah pertama atau yang disebut
dengan primary tilage.
C.
Bajak Piringan
Bajak piringan (Disc Plow) adalah alat pengolah tanah pertama
(pembajakan) yang terpasang pada rangka tang tersusun oleh satu atau lebih
piringan digandengkan pada tiga titik gandeng dibelakang traktor.
Bajak piringan ditemukan dalam usaha mengurangi gesekan dengan
menciptakan telapak bajak menggelinding dan bukan telapak yang harus meluncur
sepanjang alur. Bajak ini harus berat agar dapat masuk kedalam tanah pada saat
dioperasikan. Hasil penggunaan bajak piringan menunjukan bahwa bajak piringan
telah disesuaikan dengan kondisi-kondisi dimana bajak singkal tidak dapat
beroperasi/bekerja. Hal tersebut diantaranya:
1.
Tanah
lengket, berlilin, tanah debu, yang tidak meluncur pada singkal dan tanah-tanah
yang mempunyai lapisan keras dibawah telapak bajak.
2.
Tabah
kering dan keras yang tidak dapat dipenetrasi oleh bajak singkal.
3.
Tanah
kasar, berbatu, dan berakar-akar, di mana pringan akan melintas diatas batuan
batuan tersebut.
4.
Lahan
bergambut dan bersersah, dimana bajak singkal tidak akan dapat membalik
potongan tanah.
5.
Pembajakan
yang dalam.
Bajak piringan
memiliki beberapa jenis yang dibedakan berdasarkan tipe penggunaannya atau cara
penggandengannya terhadap motor penggeraknya. Jenis jenis bajak piringan
tersebut adalah:
- Tipe tarik ( trailing )
Pada
tipe tarik terbagi menjadi dua tipe yaitu:
·
tipe biasa ( regular trailing disk plow)
dilengkapi dengan 2 buah roda alur (furrow
wheel ) yang berfungsi menstabilkan jalannya bajak dan 1 buah roda lahan ( land
wheel )
·
tipe satu arah ( one way disk plow )
adalah piring bajak yang disusun dalam satu
poros. Dengan jumlah piringan antara 2 hingga 35 buah, dengan diameter 8 – 10
inchi.
2. Tipe hubungan langsung (
direct connected ) atau ( semi mounted disk plow )
Bagiannya
dilengkapi dengan system hidrolik traktor sehinnga memudahkan untuk berputar.
Alat ini dapat berputar pada areal yang sempit dan juga dapat mundur.
- Tipe diangkat sepenuhnya ( integral mounted )
Tipe diangkat sepenuhnya ditarik dibelakang
traktor dipasang pada tiga titik gandeng dan keseluruhannya dapat diangkat
menggunakan sistem hidrolik traktor, sehingga sangat mudah dalam transportasi.
Tipe one way
disk plow yang kecil dapat juga termasuk Integral
mounted., bila dapat diangkat keseluruhannya dengan hidrolik
traktor. Kelebihannya sangat mudah untuk diangkut karena bentuknya yang
sederhana.
Bajak piringan memiliki keuntungan dan kelemahan
dibandingkan dengan jenis bajak-bajak yang lain diantaranya:
·
Keuntungan menggunakan bajak piring :
- Dapat bekerja di tanah yang keras dan kering
- Dapat bekerja di tanah yang lengket
- Dapat bekerja di tanah yang berbatu
- Dapat bekerja di tanah yang berakar
- Dapat bekerja di tanah yang memerlukan pengerjaan dalam
·
Kelemahan menggunakan bajak piring :
- Tidak dapat menutup sisa tanaman / rumput yang telah terpotong
- Bekas pembajakan tidak dapat betul-betul rata
- Hasil pengolahan tanahnya masih berupa bongkahan-bongkahan.
D.
Klasifikasi Bajak Piringan
Bajak piringan dapat diklasifikasikan berdasarkan cara
penggandengan, arah lemparan lempengan tanah, jumlah piringan, dan ukuran
piringan. Dapat diketahui pada tabel 1.
Tabel 1. Klasifikasi bajak piringan
Berdasarkan
cara penggandengan
|
Berdasarkan
arah lemparan tanah
|
Berdasarkan
jumlah piringan
|
Berdasarkan
ukuran piringan
|
Angkat
|
Searah
|
Satu piringan
|
Kecil
|
Besar
|
|||
Multi
piringan
|
Kecil
|
||
Besar
|
|||
Dua arah
|
Satu piringan
|
Kecil
|
|
Besar
|
|||
Multi piringan
|
Kecil
|
||
Besar
|
|||
Tarik
|
Searah
|
Multi
piringan
|
Besar
|
Catatan
:
1.
Bajak
piringan tippe angkat, dimana cara penggandengnya menggunakan tiga titik
gandeng (three point hitch) traktor yang digerakan secara hidrolis (standar
titik gandeng aseo/iso).
2.
Bajak
piirngan tipe tarik, dimana cara penggandengnya menggunakan satu titik gandeng
(drawbar) traktor.
3.
Bajak
piringan satu arah, dimana arah lemparan lempengan tanah hanya ke satu arah dan
biasanya ke sebelah kanan.
4.
Bajak
piringan dua arah, dimana arah lemparan lempengan tanah dapat diatur ke sebelah
kiri atau ke sebelah kanan.
5.
Bajak
satu piringan, dimana jumlah piringan hanya satu.
6.
Bajak
multi piringan, dimana jumlah piringan lebih dari satu.
7.
Bajak
piringan tipe kecil, yaitu bajak piringan tunggal atau multi piringan dengan
diameter piringan lebih kecil dari 66 cm.
8.
Bajak
piringan tipe besar, yaitu bajak piringan tunggal atau multi piringan lebih
besar dari 66 cm.
Gambar 1. Bajak piringan tunggal
Gambar 2. Bajak piringan ganda
Piringan pada
bajak piringan terdiri dari beberapa bentuk, bentuk ini disesuaikan dengan
lahan yang akan diolah. Bentuk bentuk piringan tersebut adalah:
1.
Piringan
standar, piringan jenis ini digunakan untuk lahan yang lengket.
2.
Pringan bertakik tidak rata atau berlekuk, piringan bentuk ini sering digunakan untuk
lahan yang berbatu. Lekukan-lekukan pada piringan ini bertujuan agar saat
digunakan piringan tidak rusak dan tetap bisa melaju walaupun terdapat bebatuan.
E.
Kelengkapan baku
Kelengkapan baku adalah komonen yang harus ada pada bajak piringan.
Kelengkapan bajak piringan tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Pengikis,
pada telapak bajak piringan haruslah dilengkapi dengan alat pengikis yang dapat
diatur untuk bekerja dari pusat sampai tepi piringan. Dengan bantuan alat
pengikis dimungkinkan untuk mendapatkan penggemburan tanah alur pengolahan yang
lebih baik. Juga dimungkinkan untuk membalik tanah alur pengolahan dan menutup
sersah jauh lebih baik.
2.
Pemberat
tambahan, bagian ini membantu penekanan piringan ke dalam tanah serta
mempertahankan roda di dalam alur pengolahan untuk mencegah agar piringan bajak
tidak keluar dari tanah bila pembajakan dilakukan pada tanah yang sangat kering
serta keras.
- Penggeruk ( scraper ) berguna untuk membersihkan tanah yang lengket pada piringan, dan membantu dalam pembalikan potongan tanah
- Bantalan / bearing adalah penghubung antara batang penarik dengan bajak piringan sehingga saat operasi ditarik oleh traktor piringan dapat berputar, sehingga mengurangi gesekan dan tahanan (draft).
- Kerangka / beam berguna sebagai bagian yang menyangga seluruh bagian bajak.
- Piring / disk adalah bagian yang bertugas memotong, mengangkat, menghancurkan sekaligus membalik tanah hasil bajakan.
- Roda alur penstabil atau roda penuntun / furrow wheel berfungsi sebagai penjaga kestabilan pembajakan disamping sebagai pedoman selama pembajakan sehingga pembajakan dapat berjalan lurus.
- Roda lahan / land wheel berfungsi untuk mengatur kedalaman pembajakan.
- Penggandeng, bagian ini berfungsi sebagai alat yang menghubungkan bajak piringan dengan traktor sebagai motor penggeraknya.
- Dudukan piringan
- Tuas pengatur arah, tuas ini berfungsi sebagai pengatur arah lemparan lempengan tanah. Bagian ini hanya terdapat pada bajak piringan tipe du arah.
- Roda pengatur kedalaman olah, Berfungsi untuk mengatur kedalaman piringan saat melakukan pengolhan tanah. Bagian ini hanya terdapat pada bajak piringan tipe tarik.
F.
Syarat Mutu
Bajak Piringan
Secara umum, kontruksi bajak piringan
disyaratkan mampu untuk menopang beban pembajakan tanah yaitu tahanan tarik
tanah spesifik (specific darf) sebesar 0,8 kg/cm2 tanpa mengalami
perubahan bentuk.
Syarat mutu
kontruksi bajak piringan telah dirumuskan pada tabel 2.
Tabel 2. Syarat mutu bajak piringan
No
|
Kelengkapan baku
|
Persyaratan bahan/dimensi
|
1
|
Rangka
|
Baja karbon kontruksi mesin SS400
|
2
|
Penggandeng
|
Baja karbon kontruksi mesin SS400
/ Dimensi mengikuti ISO 730/3-1982
|
3
|
Piringan
|
Baja karbon tempa SF 60
|
4
|
Dudukan Piringan
|
Baja karbon kontruksi mesin SS400
|
5
|
Pisau pembersih
|
Baja karbon kontruksi mesin SS400
|
6
|
Roda penuntun
|
Baja karbon kontruksi mesin SS400
atau roda karet dengan pelak besi
|
7
|
Tuas pengatur arah
|
Baja karbon kontruksi mesin SS400
|
8
|
Roda pengatur kedalam olah
|
Baja karbon kontruksi mesin SS400
atau roda karet dengan pelak besi
|
Catatan :
1. Baja karbon
kontruksi mesin SS400, kekuatan tarik 40 kg/mm2
2. Baja karbon
tempa SF 60, kekuatan tarik 70 kg/mm2
Sudut
pembajakan pada bajak piringan adalah sudut (α pada gambar 3)
yang dibentuk antara posisi kemiringan piringan dengan garis vertikal. Nilai
sudut pembajakan dapat diatur antara 150 sampai 250.
Gambar 3. Sudut piringan β dan sudut pembajakan
α
G.
Pembajakan
menggunakan Bajak Piringan
Bajak
piringan merupakan salah satu implemen yang digunakan dalam proses pengolahan
tanah pertama atau primary tillage. Penggunaan bajak piringan harus dengan
memasangkan bajak piringan itu pada traktor tangan ataupun traktor mini.
Cara
pemasangan bajak piringan hampir sama dengan pemasangan pada bajak singkal
ataupun jenis bajak yang lainya. Cara pemasangan bajak piringan yaitu dengan
memasangkan pengait yang tersedia pada bagian bajak piringan ke bagian traktor
yang telah disediakan.
Proses
pembajakan menggunakan bajak piringan dapat dilakukan dengan arah pembalikan
searah ataupun pembalikan dua arah, tergantung jenis bajak yang ada.
Gambar 4. Proses Pembajakan
Dengan Menggunakan Bajak Piringan
Alur
pembajakan terdiri dari berbagai jenis yaitu:
1.
Pola bajak tengah
Pengolahan lahan dengan pola bajakan tengah yaitu
pengolahan tanah dilakukan atau dimulai dari titik tengah membujur lahan.
2.
Pola bajak tepi
Pengolahan lahan dilakukan dari tepi membujur lahan,
lemparan hasil pembajakan ke arah luar lahan. Dengan pola ini akan menghasilkan
alur mati yaitu alur bajakan saling berdampingan satu sama linnya.
3.
Pola keliling tengah
Pengolahan lahan yang dilakukan dari titik tengah
lahan, kemudian berputar ke kanan sejajar sisi lahan sampai ketepi lahan.
4.
Pola keliling tepi
Pengolahan lahan yang dilakukan dari salah satu titik
sudut lahan. Kemudian berputar kekiri sejajar sisi lahan, sampai ketengah
lahan.
H.
Hasil Pembajakan dengan bajak
piringan
Melakukan
pembajakan menggunakan bajak piringan memiliki kekurangan dan kelebihan
dibandingkan dengan bajak-bajak yang lainnya.
Pembajakan menggunakan bajak piringan adalah pembajakan primary tillage
sehingga hasil pembajakan menggunakan bajak piringan masih berupa
bongkahan-bongkahan tanah, bekas pembajakan tidak dapat betul-betul rata, dan setelah
melakukan pembajakan, tanah hasil pembajakan tidak dapat menutup sisa tanaman /
rumput yang telah terpotong.
Gambar 5. Hasil Pembajakan Dengan Menggunakan Bajak Piringan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bajak piringan merupakan alat pertanian yang memiliki kegunaan sebagai
pengolah tanah pertama untuk perbaikan struktur butir-butir tanah, memperbesar
persediaan air, memperbaiki peresapan air dan aerasi tata udara tanah,
mengurangi evaporasi tanah, mempercepat pelapukan akar sisa tanaman dan
mempermudah perkembangan akar, memperbaiki kehidupan mikroba aerob tanah dan
memberantas gulma. Keunggulan bajak piringan yaitu efisien untuk kebun seluas
2,5 - 5 Ha; Sangat cocok untuk usaha tani lahan kering seperti tanaman
hortikultura dan palawija; Dapat digandengkan dengan traktor mini bertenaga min
15 HP; Lebar pengolahan, kedalaman pembajakan dan kemiringan bajak dapat diatur
sesuai kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Daywin,
F.J., L.Katu., M.Djojomartono., R.G.Sitompul dan S.Supardjo. 1976.Diktat
Kuliah Tenaga Pertanian. IPB Press. Yogyakarta.
Hadiutomo
Kusno. 2012. Mekanisasi Pertanian. IPB Press.Bogor.
Purwadi,
T. 1999. Mesin dan Peralatan Pertanian. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.
Wijanto.
2002. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Yunus,
Y. 1996. Tanah dan Pengolahannya. Alfabeta. Bandung.
Isya Al Hanif, dkk.2015 Jurnal Uji Implemen
Bajak Piring (Disc Plow) untuk Pengolahan Tanah dengan Menggunakan Traktor John
Deere 6110 B dengan Daya 117/2100 HP. Universitas Brawijaya
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Spesifikasi
Bajak Piringan (Disk Plow)
Salah satu jenis/tipe bajak piringan
dengan spesipikasi:
Nama
: Bajak piringan
Merk
: Quick Tractor
Model
:-
Negara
pembuat
: Indonesia
Cara
penggandengan
:
Ukuran:
Panjang/lebar/tinggi
(cm) : 85 cm / 43 cm / 60 cm
Renggang
bawah
: 23 cm
Renggang
samping
: 7 cm
Berat
(kg)
:
Perlengkapan bajak:
Singkal
bajak (coulter)
: ada / tidak
Jointer
: ada / tidak
Roda alur (furrow
wheel) : ada / tidak
Roda dukung(land
wheel) : ada / tidak
LAMPIRAN 2
Bagian-Bagian
Bajak Piringan
![]() |
Gambar 6. Bagian-bagian
bajak piringan
Keterangan :
1.
Piringan
2.
Roda alur
3.
Draw bar
4.
Pengatur
kedalaman
5.
Pengatur
roda
6.
Kerangka